Menilik Kehidupan Disekitar Inle Lake, Myanmar
Sunset di Inle Lake |
Saya mengunjungi Inle Lake Mei 2017 selama 2 hari dengan 3 orang teman (jadi semua ber-4). Kami mengelilingi danau dengan kapal kecil yang harga sewanya 20.000 Kyat atau sekitar Rp 200rb. Ada pilihan, jika tidak ingin mengunjungi kuil yang cukup jauh dari danau, harganya hanya 17.000 Kyat. Menurut saya harga ini sangat murah jika saya bandingkan dengan sewa kapal di Batam. Kami membayar 100rb/orang, padahal didalam kapal kami ada 7 hingga 8 orang. Kapal kemudian berkeliling mengunjungi pulau-pulau Mulai jam 9 pagi sampai melihat matahari tenggelam.
Cerita menempuh perjalanan darat dari Malaysia hingga Vietnam (3 Negara, 7 Kota)
Kami dijemput dari hostel dengan motor, lalu mengikuti penjemput dengan sepeda. Kebetulan hostel kami menyediakan sepeda secara gratis. Sampai di pinggiran danau, sepeda diparkir dan dikunci. Kami mulai mengelilingi danau. Nampaknya "jalur" perjalanan sama dengan turis-turis lain, karena saya melihat foto-foto orang yang mengunjungi Inle Lake sebelumnya. Pelampung disediakan untuk semua penumpang. Pengemudi kapal kami adalah seorang pria muda yang berumur mungkin masih 17 atau 18 tahun. Dia tidak bisa berbahasa inggris, jadi komunikasi kami kebanyakan lewat bahasa tubuh dan beberapa kata.
Booking.com
Tragedi Demi Tragedi Pejalanan Myanmar
Kapal yang kami naiki adalah kapal motor, panjangnya sekitar 7 meter dengan lebar 1 meter. Entah mengapa kapal ini mudah sekali goyang ketika kami bergerak diatasnya. Sepanjang perjalanan kami melihat penduduk mondar mandir dengan kapal, nelayan berkaki satu yang terkenal itu, dan ladang yang dibuat diatas danau. Mungkin ada sedikit lumpur disana sehingga tanaman ini bisa tumbuh. Menurut yang saya baca, perladangan ini membuat luas danau berkurang. Walau tidak terlalu besar, menurut wikipedia danau ini mempunyai 20 spesies keong dan 9 jenis ikan yang tidak ditemukan dibelahan bumi lain. Tapi jangan berharap air danau ini bening seperti danau toba. Airnya coklat
Video saat kami di Inle Lake bisa dilihat dibawah ini
Rumah-rumah penduduk semuanya rumah panggung, dan karena berdiri di danau atau pinggiran danau yang masih ada airnya, kita hanya melihat sedikit aktifitas disekitar rumah. Sesekali terlihat beberapa orang santai di tempat duduk yang ada dibawah rumah.
Pengalaman Menginap dari Hostel ke Hostel
Kami singgah di tempat pembuatan perhiasan perak, lalu pengerajin tenun suku Kayan yang menampilkan wanita berleher panjang yang terkenal itu. Lalu singgah di penjual sutra. Saya tidak membeli apa-apa karena harganya tidak murah dibandingkan dengan Indonesia. Tetapi seorang wanita mendekati kapal kami dan menawarkan perak yang cukup murah. Saya membeli anting dan kemudian menyadari itu bukan perak asli
Nelayan yang mengangkat satu kakinya, pemandangan cukup terkenal dari Inle Lake |
Rumah-rumah di Inle Lake |
Kalau beruntung bisa lihat pemandangan begini |
Kapal kami |
Sunset di Inle Lake |
Kemudian kami dibawa ke sebuah kuil. Matahari sangat terik ketika itu, dan kami sudah disuruh membuka alas kaki mulai dari bagian luar. Sehingga kami harus berjalan berjingkat-jingkat karena panasnya lantai luar kuil. Kuil tidak terlalu istimewa. Tapi ada pasar dibelakangnya, kami berbelanja kain untuk oleh-oleh. Memang sepanjang perjalanan Myanmar ini kami banyak belanja-belanja titipan teman-teman. Teman saya titip kain untuk baju lebaran dengan mengirimkan gambarnya, meminta saya mencarikan yang mirip. Saya bilang dia bisa temukan koleksi baju lebaran di ZALORA, kain semacam itu ada disana.
Kami dibawa kesebuah rumah makan untuk makan siang, letaknya masih dipinggir danau. Restorannya berbentuk rumah panggung dan harga makanannya mirip harga cafe di Indonesia, nasi goreng 30.000an. Kami makan dan melanjutkan perjalanan ke kuil berikutnya yang cukup jauh dari Inke Lake sendiri. Kami meninggalkan danau dan mulai menyusuri sungai.Hujan turun sehingga kami berhenti disebuah restoran yang sudah ditinggalkan. Meja dan kursi masih lengkap tapi tidak ada orang disana. Saat kami menunggu hujan reda, saya dan Mas Danan digigit lebah. Nampaknya kamilah yang termanis diantara semua sehingga lebah-lebah itu memilih kami.
Rincian Biaya Perjalanan Myanmar Selama 1 Minggu
Saat hujan reda, perjalanan dilanjut ke Pagoda Shwe Indein. Pagodanya ini cukup tua, namun bangunannya kecil-kecil tetapi banyak. Ada beberapa anjing yang mendekati kami. Meski mereka ramah, Benia dan Putri ketakutan. Gerimis masih terus turun sehingga kami tidak berlama-lama. Tapi melihat pedagang kain, kami tetap singgah belanja *teteeeup*
Booking.com
Shwe Indein Pagoda |
Itinerary Lengkap Perjalanan 7 Hari di Myanmar
Baca Perjalanan Saya Mengunjungi Kuil Terindah di Dunia
Budget Perjalanan Myanmar Selama 1 Minggu
Perjalanan Saya Seorang Diri di Beijing, Cina
7 comments
Duh waktu itu ke myanmar enggak mampir kesini hiks padahal tempatnya kece n unik ya kak
ReplyDeleteKalo nasi goreng harganya 30rb, masih mahalan disana dong ya kak.
ReplyDeleteEka: kurang lebih lah eka :D
ReplyDeleteKece banget Inle Lake ini yak. Kecean mana ama Danau Toba kak? :))
ReplyDeleteNext kesini ah, if God will.
Cahaya Kesini jangan lupa kalau airnya coklat, bukan biru kayak danau toba. jadi ga berharap terlalu tinggi :D
ReplyDeleteSekitar 200ribu itu per kapal? Klo per kapal emang lebih murah dari island hopping di Batam ya :D
ReplyDeleteJauhh mbak Dian, 700rb vs 200rb
ReplyDeleteTerimakasih sudah mampir, silahkan tinggalkan pesan untuk tulisan ini yaa. Terimakasih